Selasa, 22 Februari 2011
pertama-tama..
Orang-orang berjumlah -mungkin- 10 sudah duduk membentuk sebuah lingkaran. Agak penyok, tidak sempurna lingkarannya. Saya bersyukur tidak ada jenazah di tengah-tengahnya. Itu berarti mereka tidak sedang berduka. Pun saya agak kecewa karena ternyata tidak ada nasi-tumpeng-yang-mungkin-ada-dibagi-bagikan-gratis di tengah-tengah mereka. Ah, perut, sabar ya...
Secara kikuk, saya duduk-bergabung dalam lingkaran penyok itu. Kalau ini betul-betul acara layatan, mungkin saya sudah mengambil satu dari tumpukan Qur'an yang ada dan membacakan Yasin atau apa lah. Sementara kalau ini kenduri, tentu saya sudah menyodorkan mulut saya untuk menerima suapan pertama nasi tumpeng.
Tapi itu tidak. Tapi tidak begitu.
Saya bilang ini bukan acara peribadatan. Jadi relatif tidak ada nuansa keagamaan di sini. Meskipun begitu, saya ambil wudhu dan sholat dulu tanpa paksaan. Bisa jadi supaya acara lancar, dan peredaran dara, ide juga inspirasi juga ikut mengalir lancar.
Saya ingat ketika teman saya tadi setengah membisikkan sesuatu tentang garis besar acara kali ini. Oh. saya pun menerka-nerka apa yang akan saya tuangkan. Oooh, mungkin ketika saya pertama kali naik sepeda? Oh, atau mungkin, pertama kali naik ATV? Atau memakai high heels? Naik motor? Kenapa harus mengenai "menggunakan
sesuatu benda" ya? Padahal tadi saya setengah mengintip punya teman saya, katanya "pengalaman pertama bekerja". Lalu apa, ya? Mengenai apa ya?
Menyoal "mengapa-yang-akan-saya-tuangkan-mengenai-benda-benda-saja"? Apa saya menganut hem...animisme, dianmisme, apa tuh, yang menaruh kepercayaan kepada benda-benda seumpama pohon dan binatang? Teman saya bilang itu paganisme. Tapi saya kira bukan. saya bukan menyembah benda-benda. Saya tidak menyembah berhala.
Saya pun mengambil alat tulis, mulai menulis. Apakah saya menulis tentang pengalaman pertama masuk ke komunitas lingkaran penyok ini saya ya? Ah, sepertinya itu bukan ide bagus. Sudahlah, saya berhenti menulis saja. Mungkin saya sebetulnya tidak ada bakat menulis seperti teman-teman di lingkaran penyok ini. Ah, sudah ah!!
*Diajukan untuk memenuhi syarat berkumpul dalam Komunitas RLWC (Reading Lights Writers Circle)
Secara kikuk, saya duduk-bergabung dalam lingkaran penyok itu. Kalau ini betul-betul acara layatan, mungkin saya sudah mengambil satu dari tumpukan Qur'an yang ada dan membacakan Yasin atau apa lah. Sementara kalau ini kenduri, tentu saya sudah menyodorkan mulut saya untuk menerima suapan pertama nasi tumpeng.
Tapi itu tidak. Tapi tidak begitu.
Saya bilang ini bukan acara peribadatan. Jadi relatif tidak ada nuansa keagamaan di sini. Meskipun begitu, saya ambil wudhu dan sholat dulu tanpa paksaan. Bisa jadi supaya acara lancar, dan peredaran dara, ide juga inspirasi juga ikut mengalir lancar.
Saya ingat ketika teman saya tadi setengah membisikkan sesuatu tentang garis besar acara kali ini. Oh. saya pun menerka-nerka apa yang akan saya tuangkan. Oooh, mungkin ketika saya pertama kali naik sepeda? Oh, atau mungkin, pertama kali naik ATV? Atau memakai high heels? Naik motor? Kenapa harus mengenai "menggunakan
sesuatu benda" ya? Padahal tadi saya setengah mengintip punya teman saya, katanya "pengalaman pertama bekerja". Lalu apa, ya? Mengenai apa ya?
Menyoal "mengapa-yang-akan-saya-tuangkan-mengenai-benda-benda-saja"? Apa saya menganut hem...animisme, dianmisme, apa tuh, yang menaruh kepercayaan kepada benda-benda seumpama pohon dan binatang? Teman saya bilang itu paganisme. Tapi saya kira bukan. saya bukan menyembah benda-benda. Saya tidak menyembah berhala.
Saya pun mengambil alat tulis, mulai menulis. Apakah saya menulis tentang pengalaman pertama masuk ke komunitas lingkaran penyok ini saya ya? Ah, sepertinya itu bukan ide bagus. Sudahlah, saya berhenti menulis saja. Mungkin saya sebetulnya tidak ada bakat menulis seperti teman-teman di lingkaran penyok ini. Ah, sudah ah!!
*Diajukan untuk memenuhi syarat berkumpul dalam Komunitas RLWC (Reading Lights Writers Circle)
Senin, 21 Februari 2011
Gak khusyuk #1-6
Ceritanya saya lagi (rajin) sholat dhuha. Itu saya laksanakan di kamar kakak saya di lantai atas. Duhh, betapa saya sedang mencoba untuk khusyuk. Dalam artian, mengkhidmati setiap bacaan-bacaan sholat yang saya ucapkan. Lagi banyak yang ingin saya adukan pada-Nya.
Tiba-tiba terdengar seseorang naik tangga menuju tempat saya sholat saat itu. Ah, dari suara derap langkahnya, saya tahu ini pasti bapak saya (gak khusyuk #1). Waahh, saya paling malas diobservasi (baca: diamati), apalagi pada saat-saat paling pribadi seperti ini. Heuhhhh (gak khusyuk #2).
Kepala bapak saya nongol ke kamar, mengamati saya, lalu mengatakan:
"Duuh, wanita sholehah"
"Euuhhh saya gak suka dipuji", batin saya. (gak khusyuk #3)
Lalu bapak saya menyimpan sebuah benda merah nan bergagang di depan pintu. Saya lirikkan mata, dan taraaaa...ternyata itu adalah sebuah pengki. (gak khusyuk #4)
"Apalagi kalau ditambah menyapu, ah..pasti tambah sholehah," tambah bapak saya bilang.
Euurrrgghhhhh.. (gak khusyuk #4-6)
Cepat-cepat saya selesaikan sholat dhuha saya, menyapu lantai asal-asalan, dan masuk kamar. Gendok. Eurrrgghh.
Saya gak habis pikir, kenapa sih orang sholat diajakin ngobrol?! Ganggu!
Tiba-tiba terdengar seseorang naik tangga menuju tempat saya sholat saat itu. Ah, dari suara derap langkahnya, saya tahu ini pasti bapak saya (gak khusyuk #1). Waahh, saya paling malas diobservasi (baca: diamati), apalagi pada saat-saat paling pribadi seperti ini. Heuhhhh (gak khusyuk #2).
Kepala bapak saya nongol ke kamar, mengamati saya, lalu mengatakan:
"Duuh, wanita sholehah"
"Euuhhh saya gak suka dipuji", batin saya. (gak khusyuk #3)
Lalu bapak saya menyimpan sebuah benda merah nan bergagang di depan pintu. Saya lirikkan mata, dan taraaaa...ternyata itu adalah sebuah pengki. (gak khusyuk #4)
"Apalagi kalau ditambah menyapu, ah..pasti tambah sholehah," tambah bapak saya bilang.
Euurrrgghhhhh.. (gak khusyuk #4-6)
Cepat-cepat saya selesaikan sholat dhuha saya, menyapu lantai asal-asalan, dan masuk kamar. Gendok. Eurrrgghh.
Saya gak habis pikir, kenapa sih orang sholat diajakin ngobrol?! Ganggu!
Selasa, 15 Februari 2011
per men
Besok mesti nyampe travel jam 5.15 :(
Mesti janji, sebelum pergi makan dulu!
Ya!
..dan bekel minum dan roti dan bawa permen!
Abg mah nggak suka permen.
Oh ya?? *terbelalak*
Sekian lama terhubung dalam jarak dan waktu, aku baru tahu yang ini. Hemmm..:)
Mesti janji, sebelum pergi makan dulu!
Ya!
..dan bekel minum dan roti dan bawa permen!
Abg mah nggak suka permen.
Oh ya?? *terbelalak*
Sekian lama terhubung dalam jarak dan waktu, aku baru tahu yang ini. Hemmm..:)
P untuk Passion
Passion adalah apa-apa yang mengganggu pikiranmu; tidurmu; menghantuimu; diimpi-impikanmu; membuat jantungmu berdetak kencang ketika memikirkannya; membuatmu menggebu-gebu; dan membuatmu merasa dialiri energi yang besar dan magis ketika berhadapan dengannya.
Passion bisa terhadap orang dan atau benda. Pada orang (person), bisa dikatakan kamu jatuh cinta dalam cinta tipe Passionate love. Sedangkan pada benda (thing), ini bisa jadi sumber inspirasi untuk dia/kita menemukan bidang yang akan kita geluti/seriusi di masa depan (pelajaran/pekerjaan), seperti misalnya seseorang berkata writing is my passion atau fashion is my passion.
Passion bisa terhadap orang dan atau benda. Pada orang (person), bisa dikatakan kamu jatuh cinta dalam cinta tipe Passionate love. Sedangkan pada benda (thing), ini bisa jadi sumber inspirasi untuk dia/kita menemukan bidang yang akan kita geluti/seriusi di masa depan (pelajaran/pekerjaan), seperti misalnya seseorang berkata writing is my passion atau fashion is my passion.
Sabtu, 12 Februari 2011
Apalah aku
Apa sih yang kupunyai?
Tak ada.
Tubuh pun bisa kelehanan.
Berpotensi penyakitan.
Sakit ini itu.
Pada jangka panjang, setiap yang bertubuh akan mati.
Aku punya otak/daya pikir?
Oh, bahkan, pada titik tertentu, aku bisa stuck.
Tak mampu berpikir.
Atau aku pun berpotensi pada amnesia, dan atau kepikunan.
Menua.
Oh, mungkin aku punya energi untuk segudang aktivitas?
Namun lalu aku sangat bisa kelelahan.
Setelah berlari, berjalan, menjalankan aktivitas.
Lalu aku mengantuk. Tidur saja, diam saja tak bergerak.
Katakanlah aku punya ilmu?
Tapi oh..semakin ahli ku pada sesuatu hal, semakin aku sadari akan ketidaktahuanku pada banyak hal.
Apalah aku.
Cuma manusia.
Cuma fana
Cuma Kaulah Yang Maha.
Tak ada.
Tubuh pun bisa kelehanan.
Berpotensi penyakitan.
Sakit ini itu.
Pada jangka panjang, setiap yang bertubuh akan mati.
Aku punya otak/daya pikir?
Oh, bahkan, pada titik tertentu, aku bisa stuck.
Tak mampu berpikir.
Atau aku pun berpotensi pada amnesia, dan atau kepikunan.
Menua.
Oh, mungkin aku punya energi untuk segudang aktivitas?
Namun lalu aku sangat bisa kelelahan.
Setelah berlari, berjalan, menjalankan aktivitas.
Lalu aku mengantuk. Tidur saja, diam saja tak bergerak.
Katakanlah aku punya ilmu?
Tapi oh..semakin ahli ku pada sesuatu hal, semakin aku sadari akan ketidaktahuanku pada banyak hal.
Apalah aku.
Cuma manusia.
Cuma fana
Cuma Kaulah Yang Maha.
Langganan:
Postingan (Atom)