Secara kikuk, saya duduk-bergabung dalam lingkaran penyok itu. Kalau ini betul-betul acara layatan, mungkin saya sudah mengambil satu dari tumpukan Qur'an yang ada dan membacakan Yasin atau apa lah. Sementara kalau ini kenduri, tentu saya sudah menyodorkan mulut saya untuk menerima suapan pertama nasi tumpeng.
Tapi itu tidak. Tapi tidak begitu.
Saya bilang ini bukan acara peribadatan. Jadi relatif tidak ada nuansa keagamaan di sini. Meskipun begitu, saya ambil wudhu dan sholat dulu tanpa paksaan. Bisa jadi supaya acara lancar, dan peredaran dara, ide juga inspirasi juga ikut mengalir lancar.
Saya ingat ketika teman saya tadi setengah membisikkan sesuatu tentang garis besar acara kali ini. Oh. saya pun menerka-nerka apa yang akan saya tuangkan. Oooh, mungkin ketika saya pertama kali naik sepeda? Oh, atau mungkin, pertama kali naik ATV? Atau memakai high heels? Naik motor? Kenapa harus mengenai "menggunakan
sesuatu benda" ya? Padahal tadi saya setengah mengintip punya teman saya, katanya "pengalaman pertama bekerja". Lalu apa, ya? Mengenai apa ya?
Menyoal "mengapa-yang-akan-saya-tuangkan-mengenai-benda-benda-saja"? Apa saya menganut hem...animisme, dianmisme, apa tuh, yang menaruh kepercayaan kepada benda-benda seumpama pohon dan binatang? Teman saya bilang itu paganisme. Tapi saya kira bukan. saya bukan menyembah benda-benda. Saya tidak menyembah berhala.
Saya pun mengambil alat tulis, mulai menulis. Apakah saya menulis tentang pengalaman pertama masuk ke komunitas lingkaran penyok ini saya ya? Ah, sepertinya itu bukan ide bagus. Sudahlah, saya berhenti menulis saja. Mungkin saya sebetulnya tidak ada bakat menulis seperti teman-teman di lingkaran penyok ini. Ah, sudah ah!!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar